Nats
: Matius 5:3-12
Banyak
orang mengatakan kesuksesan itu identik dengan “berada di atas
rata-rata”. Menurut penilaian saya kesuksesan itu identik dengan
memiliki kebahagiaan.
Kebahagiaan
yang saya maksud di sini bukanlah seperti pikiran kebanyakan orang.
Kebahagiaan yang saya maksud di sini adalah mengutip apa yang Tuhan
Yesus sendiri katakan di Matius 5:3-12 yang saya kelompokkan ke dalam
9 kategori.
-
“Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah................”
-
“Berbahagialah orang yang berdukacita.....................”
-
“Berbahagialah orang yang lemah lembut.................”
-
“Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran.............”
-
“Berbahagialah orang yang murah hatinya.......................”
-
“Berbahagialah orang yang suci hatinya.........................”
-
“Berbahagialah orang yang membawa damai................”
-
“Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran............”
-
“Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan difitnahkan segala yang jahat.
Mengapa
saya menyatakan kesuksesan itu identiik dengan memiliki kebahagiaan
yang seperti dikatakan oleh Tuhan Yesus. Karena kebahagiaan sejati
bukan terletak kepada banyaknya harta yang kita miliki, tingginya
jabatan atau pendidikan kita atau status sosial kita karena semua itu
tidak ada artinya kalau kita tidak memiliki pribadi Yesus sendiri.
Adapun
saya akan membahas lebih detil kesembilan hal tersebut satu persatu
di tulisan yang mendatang.
Yang
harus kita mengerti terlebih dahulu bagaimana langkah awal untuk
memeroleh sukses dan kebahagiaan itu adalah dengan menyadari satu
konsep bahwa di dalam Yesus Kristus kita adalah ciptaan
baru. Yang lama
sudah berlalu. Yang baru sudah datang (2 Korintus 5:17).
Apa
itu ciptaan baru?
Artinya dosa kita sudah diampuni. Hidup kita sudah ditebus dengan
lunas dan harga yang sangat mahal yaitu melalui kematian-Nya di atas
kayu salib.
Ciptaan
baru menunjukkan bahwa kita sedang didesain ulang untuk suatu rencana
indah bagi kerajaan-Nya. Jadi semua cara berpikir dan cara kerja kita
yang lama yang mengandalkan kekuatan diri sendiri atau mengandalkan
orang lain sudah tidak bisa kita pakai lagi untuk melakukan pekerjaan
yang sedang Tuhan siapkan bagi kita saat kita sudah menjadi ciptaan
baru dalam Kristus.
Waktunya
untuk memulai pekerjaan kita sebagai ciptaan baru dalam Kristus
adalah saat ini, sekarang juga. Jangan keraskan hati atau menunda.
Tuhan Yesus
Memberkati!(Erika
Rintjap)
No comments:
Post a Comment