Nats : Yohanes 14 : 26
Dalam konsep orang awam, tak banyak yang menyadari bahwa Roh Kudus adalah perwujudan dari Tuhan sendiri. Kaum awam berpendapat bahwa Roh Kudus itu hanyalah sosok mistis yang dijanjikan Yesus untuk memberi pertolongan, pencerahan atau nasihat-nasihat kepada manusia mengenai sosok Allah, tapi bukan sosok Allah itu sendiri.
Bahkan dalam konsep ajaran non-Kristen, ada yang berpendapat bahwa Roh Kudus itu bukanlah Tuhan dalam bentuk Roh, melainkan Roh Kudus itu hanya sebagai sosok yang merujuk pada satu nabi yang datang setelah Yesus.
Darimana konsep ini berasal? Para pendukung teori ini berpendapat semua berasal dari Kitab Yohanes 14 : 16 yang menyatakan bahwa Yesus akan mengirimkan seorang “penolong” atau dalam bahasa Yunaninya, “Paraclete”. Namun sebenarnya konsep ini telah mereka salah artikan sebagai kedatangan nabi lain setelah Yesus.
Bagi mereka, karena Yesus ketika dalam wujud manusia sering disebut sebagai “penolong atau Paraclete”, maka konsep penolong seperti manusia ini juga yang mereka pakai, yakni sosok yang muncul sebagai nabi baru.
Atau ada konsep lain lagi yang diambil dari “konsep Paraclete” dalam ayat ini. Dalam konsep ini si penolong diklaim sebagai malaikat Jibril atau Gabriel yang membawa wahyu atau firman dari Tuhan dan bukanlah Roh yang penuh kuasa seperti Roh Kudus yang dijanjikan Yesus.
Benarkah konsep-konsep soal Roh Kudus itu? Sebagai orang percaya, kita tentu tak boleh menyetujui bahwa Roh Kudus adalah nabi terakhir atau bahkan jika Dia dikatakan sebagai Gabriel. Sosok Roh Kudus yang ada dalam konsep kita adalah Roh Kudus merupakan salah satu wujud dari Tuhan.
Sebelum kita lebih jauh membahas Roh Kudus ini lebih dalam, sebaiknya kita satukan dulu persepsi kita soal konsep tritunggal yang kita miliki. Karena kalau kita bicara soal tritunggal, kita pasti akan masuk ke dalam perdebatan soal keesaan Tuhannya orang Kristen. Maka mungkin ada baiknya jika pembaca membaca dulu konsep tritunggal dalam artikel saya sebelumnya yang bertajuk Yesus adalah Allah Bapa.
Tapi sebagai gambaran, akan kita ambil beberapa bagian tulisan yang mengacu pada Kitab Yohanes 17 : 10 itu. Dalam tulisan itu, saya jelaskan bahwa Allah Bapa dan Yesus adalah satu sosok. Ini didasarkan kutipan, “dan segala milik-Ku adalah milik-Mu dan milik-Mu adalah milik-Ku, dan Aku telah dipermuliakan di dalam mereka”.
Argumennya adalah kata asli “milik-Ku” dalam bahasa Yunani yang digunakan dalam Perjanjian Baru diambil dari kata “emos” yang berarti firmanKu, kerajaanKu, penghakimanKu dan namaKu. Sementara kata “milik-Mu” diambil dari kata “sos” yang juga berarti nama-Mu, milik-Mu, firman-Mu. Maka kita bisa menyimpulkan bahwa Yesus dan Bapa adalah sosok yang sama.
Lalu bagaimana dengan Roh Kudus? Seperti juga konsep soal Yesus dan Bapa adalah satu, maka Yesus dan Roh Kudus juga adalah satu. Dan Bapa dan Roh Kudus juga adalah pribadi yang satu.
Berikut kita lihat penjabaran Roh Kudus dalam bahasa asli Perjanjian Lama (PL) maupun Perjanjian Baru (PB). Dalam PL yang menggunakan bahasa Ibrani, Roh Kudus disebut sebagai Ruah Haqodesh dan dalam PB yang menggunakan bahasa Yunani, Roh Kudus disebut sebagai Pneuma Hagios. Inilah yang kemudian sering dipelitir orang dengan mengartikan Roh Kudus sebagai “tenaganya Tuhan”, “anginnya Tuhan” sehingga mereka menganggap bahwa Roh Kudus bukanlah sosoknya Tuhan itu sendiri. Karena memang kata “pneuma” bisa diartikan sebagai tenaga atau angin tadi.
Tapi faktanya Roh Kudus memang adalah Allah itu sendiri. Buktinya ketika Ananias berbohong kepada Petrus dalam Kisah Para Rasul 5:3-4, Petrus menegurnya dengan mengatakan Ananias telah berbohong kepada Roh Kudus dan dengan demikian Ananias bukan mendustai manusia tetapi mendustai Allah.
Kitab 1 Korintus 2:10, Efesus 4:30 dan Roma 8 :26-27 juga menggambarkan bahwa Roh Kudus adalah sebuah pribadi yang memiliki akal budi, perasaan, kehendak, duka atau bahkan bisa berdoa syafaat bagi manusia. Karena itu Roh Kudus dapat kita simpulkan sebagai Allah karena Dia memiliki atribut-atribut atau karakteristik-karakteristik Allah.
Lalu apa kaitannya dengan bacaan kita tadi? Sekarang kita coba melihat bahan bacaan kita soal Roh Kudus yang terdapat dalam Yohanes 14 : 26 ini. Berikut adalah kutipannya, “tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.”
Di sini yang menarik karena kata namaKu (Nama Yesus - Red) menggunakan kata bahasa Yunani “onoma” yang kalau diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia bisa berarti namaKu, namaMu dan namaNya. Itu artinya apa? Penggunaan kata ini memang seperti ingin menjabarkan bahwa sosok Bapa, sosok Yesus dan Roh Kudus ini adalah sosok yang satu.
Pasti bukanlah kebetulan bahwa Yohanes menggunakan kata “onoma” ini, bukan? Coba kita lihat lebih jauh penjelasannya. Dalam ayat ini, Yohanes ingin menjelaskan pada kita bahwa Roh Kudus memang sengaja diutus oleh Bapa, tapi menariknya mengapa Roh Kudus justru diutus dalam nama Yesus. Kalau Yesus dan Bapa bukanlah sosok yang sama, mengapa juga Roh Kudus harus diutus dalam nama Yesus? Mengapa tidak dalam nama Bapa atau dalam namaNya sendiri?
Kesimpulan ini seperti ingin memperkuat argumen sebelumnya dalam kitab Yohanes 17 : 10 yang menjelaskan bahwa Yesus dan Bapa adalah sosok yang satu. Berdasarkan argumen itu juga, kita bisa menyimpulkan secara otomatis bahwa Roh Kudus adalah Rohnya Bapa dan Rohnya Yesus, karena mereka memang satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan.
Kalau Roh Kudus bukan Roh Yesus, maka untuk apa Roh Kudus bicara panjang lebar menjelaskan tentang Firman-Firman yang telah dikatakan oleh Yesus dalam pikiran dan hati manusia. Ingat tidak ada seorang nabi pun yang berani mengutus Roh Kudus (baca Roh Allah) dengan namanya sendiri, tapi Yesus bisa mengutus Roh Allah dalam namaNya. Yesus mampu menggerakkan Roh Allah untuk namaNya sendiri sehingga para murid hanya mengingat kepada perkataan Yesus, dan bukan perkataan nabi-nabi lain.
Adakah bukti lain bahwa Roh Kudus adalah Roh Yesus? Ada. Jawabannya dibuktikan dalam kisah Maria, ibu Yesus yang masih perawan. Saat itu Maria didatangi oleh malaikat Gabriel, malaikat itu menyatakan bahwa Maria akan mengandung dari Roh Kudus. Bukan hanya kepada Maria, Gabriel juga menyatakan hal itu kepada Yusuf, tunangan Maria (Lihat Matius 1 : 18 dan 20).
Bukankah melalui kisah ini kita mendapatkan sebuah gambaran yang jelas, bahwa Roh yang ada di dalam diri Yesus adalah Roh Kudus. Sehingga ketika Yesus hendak disalib, Dia menyatakan akan memberikan seorang penolong, yakni Roh Kudus, maka sudah pasti Dia dapat memberikan karena Roh Yesus adalah Roh Kudus itu sendiri. Namun Yesus juga menyatakan bahwa dunia tidak dapat mengenal Roh Kudus karena dunia membenci Roh Kudus itu, sama seperti dunia juga membenci Yesus (Lihat Yohanes 14: 16-18).
Jadi masihkah kita mau menyangkal bahwa Roh Yesus dan Roh Kudus adalah satu kesatuan seperti juga Yesus Kristus dan Allah Bapa? Semua itu memang tergantung pada diri kita sendiri. Tuhan Yesus Memberkati. (TW)
No comments:
Post a Comment