Thursday, 31 March 2016

Mengapa Hidup Orang Percaya Tak Diberkati

Nats : Rut 1 : 1-5

Kisah kehidupan Naomi, mertua perempuan Rut ini merupakan gambaran bagaimana seseorang yang sudah percaya pada Tuhan namun merasa tidak diberkati. Mengapa kita bisa katakan bahwa Naomi tidak diberkati, karena dalam sepanjang hidupnya Naomi selalu mengalami kesusahan.

Padahal kalau kita mau melihat dari arti namanya saja, seharusnya kita sudah tahu bahwa Naomi dan suaminya Elimelek adalah orang-orang yang sudah percaya pada Tuhan. Naomi misalnya, arti dari namanya kurang lebih adalah “berbahagia” atau “menyenangkan”. Sementara arti dari Elimelek kurang lebih adalah “Tuhan adalah Rajaku”.

Jadi sangat mengherankan kalau orang yang memandang Tuhan sebagai rajanya kemudian hidupnya tidak bahagia. Apalagi kalau kita melihat bagaimana Naomi yang putus asa kemudian tidak mau lagi dipanggil Naomi yang berarti “bahagia” dan lebih memilih dipanggil Mara  yang berarti “pahit”.
Melalui kisah Rut 1 : 1-5 ini, sebenarnya paling tidak kita dapat mempelajari ada dua hal yang menjadi kesalahan Naomi maupun Elimelek. Apa saja itu? Berikut kita jabarkan dua kesalahan Naomi.

Kesalahan pertama yang dilakukan Naomi dan Elimelek adalah mereka tidak sungguh-sungguh untuk hidup menjalankan perintah Tuhan. Darimana kita bisa mengambil kesimpulan seperti itu, kita bisa melihatnya dari ayat 1 kitab ini.

Di dalam ayat ini dikatakan bagaimana Elimelek berserta isterinya dan kedua anaknya meninggalkan Betlehem – Yehuda menuju tanah Moab karena adanya kelaparan di Yehuda. Di sinilah letak ketidaktaatan Elimelek dan Naomi, mereka meninggalkan Yehuda menuju tanah Moab (Yordania sekarang), padahal sejak zaman Abraham hingga Musa, bangsa Israel disuruh Tuhan untuk memasuki Tanah Perjanjian. Tapi mereka malah memilih hidup sebagai orang asing di tanah Moab.

Dalam kehidupan kita sebagai orang Kristen pun, kita juga sering melakukan apa yang telah dilakukan oleh Naomi dan Elimelek ini. Ketika kita menghadapi sebuah masalah besar, kita tidak mau setia pada Tuhan kita yakni Yesus Kristus, tapi kita lebih suka menyelesaikan masalah dengan cara kita sendiri.

Ada banyak orang Kristen kemudian rela menggadaikan imannya hanya demi untuk mendapatkan kesenangan dunia seperti pasangan hidup seperti yang dilakukan Naomi dengan mengawinkan anak-anaknya pada perempuan-perempuan suku Moab. Atau kita juga sering mencari “allah-allah lain”  karena doa-doa kita tak dijawab sehingga berkat kita pun jadi tercuri seperti kisah Naomi tadi.

Kesalahan kedua yang dilakukan oleh Naomi dan suaminya adalah  tidak pernah merasa bersyukur atas apa yang mereka miliki. Di Yehuda mereka berdua punya sanak-saudara dan mungkin juga masih punya rumah walau mungkin tidak mewah. Namun itu semua mereka tinggalkan dengan harapan di negeri yang baru mereka bisa mendapatkan kehidupan yang lebih layak.

Mereka meninggalkan Yehuda yang merupakan “rumah roti” yang dijanjikan Tuhan untuk mencari “rumah roti” lain yang belum pasti. Sehingga akhirnya mereka tidak menemukan rumah roti itu, malah Elimelek dan kedua anaknya kemudian mati. Maka tak heran kalau akibat “kepahitan” yang demikian parah, Naomi tak lagi mau disebut sebagai perempuan yang berbahagia melainkan memilih menyebut dirinya si pahit alias mara.

Itu juga yang sering kita alami dalam kehidupan nyata bahwa harapan yang selalu kita idamkan tidak menjadi kenyataan sehingga kita jadi sulit melepaskan diri kita dari kepahitan itu. Tuhan sendiri sudah mengingatkan kita untuk jangan menyesali diri. Karena apa yang terjadi dalam hidup kita sudah diprediksi Tuhan karena cara Tuhan melepaskan kita dari kesulitan akan jauh berbeda dengan cara yang kita tempuh.

Namun beruntung kemudian Naomi menyadari kesalahannya, sehingga akhirnya dia dan menantunya Rut masih sempat pulang ke tanah Yehuda. Dan hebatnya, Tuhan mengampuni segala kesalahan Naomi dan memulihkan kehidupannya sebelum terlambat seperti suaminya.

Nah Saudara, itulah dua hal yang bisa membuat kita sebagai orang Kristen tidak bisa diberkati. Pertama kita tidak mau menaati semua perintahNya dan kedua kita tdak pernah merasa bersyukur atas segala yang kita miliki.

Maka jika kita masih melakukan kesalahan seperti yang dilakukan oleh Naomi dan Elimelek, sebaiknya kita mulai kembali kepada Tuhan seperti Naomi yang mau kembali ke Yehuda untuk menghabiskan sisa hidupnya bersama Tuhan. Sebab jika kita tidak berbalik kepada Tuhan sampai kita mati, semua akan terlambat dan menyesal pun sudah tak ada gunanya. Tuhan Yesus Memberkati. (TW)


3 comments:

Barasi said...

Renungannya begitu menyentuh hati saya.
Terima kasih

Unknown said...

mantappp....

anton lupus-blez said...

Saya kadang merasa sperti yg naomi rasakan....
Sgala sesuatu yg saya usahakan/finansial seolah2 gagal sampai sekarang.
Kadang tanpa disadari saya iri pada orang2 diluar Tuhan yg usahanya berkembang dan finansialnya bertambah.
Dan