Tuesday, 22 March 2016

Meraih Janji Tuhan

Nats : Yosua 1 : 1- 18

Janji Allah adalah inti dari ajaran kekristenan atau Injil. Dalam bahasa asli Perjanjian Lama, yakni bahasa Ibrani istilah janji diambil dari kata amar (רמא ) atau dabar (רבד) yang diterjemahkan menjadi kata promise (janji) dalam bahasa Inggris.


Namun sebenarnya kata ini memiliki makna "berkata" atau "berbicara." Sementara dalam Perjanjian Baru, kata “janji” yang mengambil kata angelia dalam bahasa Yunani, yang berarti "pernyataan" atau "pesan."

Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan kata “janji” berarti ucapan yang menyatakan kesediaan dan kesanggupan untuk berbuat (seperti hendak memberi, menolong, datang, bertemu dsb).

Ada banyak tokoh dalam Alkitab yang menerima janji Allah. Salah satu tokoh itu adalah Yosua. Siapa Yosua itu?

Yosua adalah salah satu dari 12 orang pengintai Israel yang diperintah Musa untuk menyelidiki Tanah Perjanjian (Kanaan). Dari 12 pengintai ini, hanya Yosua dan Kaleb yang punya pikiran positif bahwa bangsa Israel mampu merebut negeri kaum raksasa itu. Sementara 10 pengintai lain, berpandangan pesimistis terhadap tanah yang dijanjikan Tuhan itu.

Karena respon positif itulah, maka ketika Musa mati, Tuhan menunjuk Yosua sebagai pemimpin bangsa Israel. Bahkan Yosua juga berhasil membawa bangsa ini masuk tanah perjanjian. Tak cuma itu, semua janji Tuhan kepada Musa malah digenapi Tuhan di hadapan Yosua. Yosua jadi pemimpin yang berhasil, jadi pemimpin yang sukses dan tanah serta kekayaan bangsa Kanaan diberikan Tuhan dalam kuasa Yosua (Bd ayat 2-5).

Lalu bagaimana dengan kita? Sebagai anak-anak Tuhan, janji yang sama juga pasti diberikan Tuhan buat kita. Kita pasti akan diberkati secara luar biasa, kita akan mendapatkan kesuksesan seperti yang diberikan Tuhan kepada Yosua, bahkan hal yang lebih dasyat bisa diberikan Tuhan kepada kita sebagai orang percaya.

Namun yang jadi pertanyaan, apakah ada persyaratan khusus agar kita bisa diberkati dan memperoleh semua janji Allah seperti Yosua?

Kalau kita mengacu dari kisah di Yosua 1 : 1-18 ini, paling tidak kita dapat mempelajari ada 3 sifat Yosua yang patut kita tiru agar bisa memperoleh janji Allah.

1.    Syarat pertama mengapa Yosua bisa diberkati dan menerima janji-janji Allah adalah karena Yosua selalu punya pikiran yang positif. Ada banyak di antara kita selalu pesimistis dalam menghadapi persoalan, takut gagal, takut nggak diterima atau kalah sebelum berperang. Hal ini jelas berbeda dengan Yosua, dia selalu bisa memandang persoalan yang dihadapi dari kaca mata yang positif. Hal ini dibuktikan ketika dia mendapat tugas mengintai bangsa Kanaan, dia tidak melaporkan hal-hal negatif seperti yang dilakukan 10 kawannya.

Yosua justru memandang bahwa ada opportunity/ada kesempatan di Negeri Kanaan yang kaya raya dan subur itu. Ada prospek besar yang Tuhan janjikan bagi bangsa Israel. Dia bagikan semua hal positif kepada bangsa pilihan ini sehingga akhirnya dia sendiri memimpin bangsa Israel meraih janji Tuhan.

2.    Syarat kedua mengapa Yosua bisa diberkati dan menerima janji-janji Allah adalah karena dia adalah orang yang tak mudah menyerah. Dia tahu benar bahwa mengalahkan bangsa-bangsa raksasa seperti orang Kanaan tentu bukanlah perkara mudah, apalagi dia juga diperhadapkan oleh masalah intern tentang betapa sulitnya mengatur bangsa Israel yang selalu memberontak pada Tuhan (Lihat Tuhan sampai memperingatkan Yosua 3 kali mengenai perintah jangan tawar hati di 6,7 dan 9).

Dari sana kita bisa melihat bahwa Yosua tidak pernah putus asa dan tawar hati karena musuhnya kuat dan orang-orang yang dipimpinnya berhati bebal. Dia tak kenal lelah menyampaikan apa yang dikatakan Tuhan untuk umatnya.

3.    Syarat ketiga mengapa Yosua bisa diberkati dan menerima janji-janji Allah, karena dia selalu selalu mengandalkan Tuhan dalam setiap kesempatan. Dia selalu menaati apa yang Tuhan perintahkan kepadanya.

Kita bisa lihat, ada banyak perintah Tuhan yang ditaati dengan sungguh-sungguh oleh Yosua, beberapa di antaranya dapat kita lihat dalam Yosua 5 : 15, dimana dia menaati perintah untuk membuka kasut di tempat dia bertemu dengan Panglima Balatentara Tuhan.

Atau saat Yosua diminta mengelilingi tembok Yerikho tanpa bersuara selama 7 kali, dia lakukan itu sesuai perintah Tuhan. Dia tidak pernah lalai menjalankan perintah-perintah Tuhan, dia tidak pernah menyimpang ke kiri atau ke kanan. Dia fokus pada firman-Nya, maka dia pun meraih kesuksesan seperti yang Allah janjikan.

Karena itu, kalau kita mau menerima janji-janji Tuhan mulai sekarang hiduplah dengan pikiran kita yang positif, lakukanlah segala usaha kita tanpa putus asa dan yang paling penting adalah tetap mengandalkan Tuhan dalam setiap kesempatan. Haleluyah. Tuhan Yesus Memberkati!!

No comments: