Nats : Bilangan 14 : 1 - 4
Kisah perjalanan bangsa Israel dari tanah Mesir menuju Tanah Perjanjian (Kanaan) adalah bukti nyata betapa Allah sangat mengasihi bangsa ini. Lewat perantaraan pemimpin mereka, Musa dan Harun, bangsa Israel telah melihat begitu banyak mukjizat yang mereka alami sendiri.
Mereka bisa melihat bagaimana Allah menurunkan 10 tulah kepada bangsa Mesir demi menyelamatkan mereka dari penjajahan. Mereka juga telah melihat bagaimana Tuhan membelahkan Laut Teberau agar bangsa ini bisa melintasi lautan itu dengan mudah. Bahkan mereka juga telah melihat bagaimana pemeliharaan Allah yang telah memberikan manna dan burung puyuh agar bangsa ini makan setiap hari.
Sehingga bangsa-bangsa lain di dunia tak dapat menyangkal kalau bangsa Israel adalah bangsa yang paling diberkati Tuhan sejak zaman Adam. Bahkan berkat-berkat itu masih tetap berlaku hingga saat ini. Bangsa Israel tetap menjadi bangsa unggulan yang punya pengaruh besar terhadap kehidupan dunia.
Lihat saja, pada tahun 2009 majalah Forbes pernah mencatat bahwa dari 100 orang terkaya di dunia, 15 orang di antaranya adalah hartawan keturunan Yahudi. Pemilik klub sepakbola kaya Chelsea, Roman Abramovic atau pendiri Bloomberg, Michael Bloomberg atau George Soros yang pernah begitu dikenal negeri ini pada masa krisis 1997-1998 adalah contoh orang terkaya dari bangsa ini.
Tak hanya itu, Tuhan juga menjadikan bangsa Yahudi sebagai bangsa yang luar biasa dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Lihat saja penemuan reaktor nuklir oleh Selandia Liu, pendirian Google oleh Sergey Brin, penemuan film audio oleh Isador Casey atau penemuan mikrofon oleh Jeramavun Emile Berliner, adalh bentuk kasih Tuhan kepada bangsa ini.
Namun semua itu tak juga membuat bangsa ini bisa mengucap syukur dengan apa yang telah Tuhan berikan kepada mereka. Lihat saja pada kitab Bilangan 14 : 1- 4 ini, bagaimana bangsa Israel yang telah dibebaskan dari penindasan bangsa Mesir malah bersungut-sungut kepada Musa dan Harun. Lebih parah lagi mereka mengatakan bahwa mereka lebis senang tertindas di Mesir, mereka merasa lebih nyaman di sana. Sehingga mereka berencana pulang ke Mesir daripada mengikuti perintah Tuhan lagi.
Padahal saat itu jarak antara tempat mereka dengan tanah Kanaan tinggal hitungan jengkal saja. Sedikit lagi mereka akan sampai di Tanah Perjanjian. Tapi mereka lebih suka untuk terus bersungut-sungut dan bahkan menghujat Allah. Hingga akhirnya Allah murka dan bangsa ini diputar-putar selama 40 tahun di padang gurun.
Tak cuma itu, kalau kita baca Bilangan 14 : 32 – 33, Tuhan bahkan menghukum semua orang Israel (kecuali Yosua dan Kaleb) tidak pernah masuk ke Tanah Perjanjian. Manusia-manusia penggerutu ini akhirnya mati di padang gurun tanpa pernah bisa merasakan susu dan madu tanah Kanaan yang Tuhan janjikan kepada mereka.
Kalau mau jujur, kisah ini merupakan salah satu cerminan hidup kekristenan ataupun bergereja kita. Sebagai Israel-Israel baru, kita sering sekali berlaku seperti kaum Yahudi ini. Kita bersungut terhadap masalah yang dihadapi, bahkan tidak jarang kita menyalahkan Tuhan atas kesesakan yang kita alami. Kita menggerutu ketika ada perasaan mengganjal terhadap orang lain. Kita sering bilang, “Mengapa seperti ini Tuhan? Aku sudah melayani tapi diperlakukan tidak adil!”
Kita terkadang lupa kalau Tuhan yang kita sembah dalam Yesus Kristus sanggup melakukan yang terbaik bagi kita. Semua rencana Tuhan pastilah indah pada waktunya, tinggal apakah kita mau bersabar menunggu Tuhan bekerja dalam hidup kita. Tuhan Yesus Memberkati! ()
No comments:
Post a Comment