Friday, 6 May 2016

Yesus Kristus adalah Allah Bapa

Nats : Yohanes 17 : 10

Bicara soal keesaan Tuhan Kristen, kita akan selalu dihadapkan pada sebuah perdebatan sengit mengenai Allah Kristen yang Tritunggal, Triunity atau Trinitas. Istilah-istilah ini begitu membingungkan orang sehingga menimbulkan banyak sekali perdebatan.

Orang Kristen selalu mengklaim bahwa Tuhan mereka satu tapi punya tiga kepribadian, namun bagi kelompok non-kristen, mereka selalu beranggapan bahwa orang Kristen punya tiga Tuhan yakni Allah Bapa, Allah Anak dan Roh Kudus. Maka kemudian mereka selalu mengejek, kok Allahnya orang Kristen bisa punya anak dan sebagainya.


Kalau pandangan itu muncul dari orang non-Kristen saya tidak akan begitu heran karena kitabnya saja berbeda pasti konsepnya pun akan berbeda jauh. Tapi saya cukup terkejut karena pemahaman tentang Allah Kristen yang tiga ini juga diungkapkan beberapa teman saya yang orang Kristen, atau mungkin juga bagi saya sebelum memahami konsep ini dengan lebih jelas.

Ini mungkin terjadi karena kita tidak mengenal siapa Tuhan kita lebih dekat. Sehingga ketika ada anggapan orang non-Kristen yang menyatakan Allah orang Kristen adalah tiga, yakni Allah Bapa, Allah Anak dan Roh Kudus, kita langsung mengamininya.

Dalam argumen kawan saya, tiga sosok Allah itu memang muncul pada kisah pembaptisan Yesus oleh Yohanes Pembabtis. Karena saat itu seakan-akan muncul tiga pribadi yakni, Allah Bapa, Allah Anak dan Roh Kudus. Maka ketika kawan lain menyatakan bahwa Tuhannya orang Kristen itu esa, dia langsung memberi argumentasi kalau Tuhannya orang Kristen hanya satu, berarti ketika Yesus ada di dunia, di surga pasti tidak ada Tuhan.

Sebenarnya untuk menjawab argumentasi seperti itu sederhana saja, kalau kita mau memakai “pola pikir Tuhan” untuk menjelaskannya.  Pernyataan jika Tuhan ada di dunia, kemudian di surganya jadi kosong jelas adalah “pola pikir manusia” dan bukan “pola pikir Tuhan”. Sebab tidak ada satu orang pun yang tidak percaya akan “kemahakuasaan” Tuhan. Jawabannya akan berbeda kalau kita bicara pada mereka yang tidak percaya dengan kemahakuasaan Tuhan.

Kalau kita percaya bahwa Tuhan itu mahakuasa, maka kita pasti akan menyetujui bahwa Tuhan menguasai ruang dan waktu. Dengan demikian logika sederhananya, kita pasti sering mendengar kesaksian bahwa ada orang yang dijumpai Tuhan secara pribadi dalam sebuah kesempatan. Bahkan bukan tidak mungkin kalau kita selidiki jumlah yang ditemui dan waktu Tuhan menemui bisa terjadi dalam waktu yang bersamaan.

Yang jadi pertanyaan apakah jika Tuhan menemui satu orang yang minta pertolongan di Indonesia, Dia tidak bisa menemui orang lain di Amerika, Afrika, Jepang dan negara-negara lain pada saat bersamaan?

Bukankah Dia penuh kuasa? Bukankah Dia menguasai ruang dan waktu juga? Jadi pertanyaan soal apakah jika Tuhan ada di dunia, kemudian di surga tidak ada Tuhan, jelas akan terjawab dengan begitu sederhana. Namun satu hal yang pasti dengan munculnya pertanyaan itu, Dia seperti ingin membuktikan bahwa sehebat atau sejenius apa pun pikiran manusia, kita tak akan mampu menjawab “rahasia Tuhan” secara gamblang.

Sekarang kembali ke pertanyaan kita di awal, apakah Tuhannya orang Kristen satu atau tiga? Untuk pertanyaan ini, saya akan dengan tegas menyatakan bahwa Allahnya orang Kristen hanya satu yakni Yesus Kristus.

Lalu bagaimana dengan posisi Allah Bapa dan Roh Kudus? Ini jelas sebuah pertanyaan yang menarik. Siapa Allah Bapa, siapa Allah Anak dan siapa Roh Kudus? Jawaban saya ketiganya adalah satu pribadi yakni Yesus Kristus sendiri. Argumennya sederhana, dalam Kitab Perjanjian Lama tepatnya di Kitab Kejadian pasal 1, kita bisa melihat penggambaran tentang tiga sosok yakni Allah Bapa, Firman Allah dan Roh Kudus. Namun orang Yahudi kala itu memanggil ketiganya dengan satu sebutan yakni YHWH atau Yahweh. Demikian juga di Perjanjian Baru, kita akan menyebut ketiga pribadi ini dengan sebutan Yesus Kristus. 

Kitab Yohanes 17 : 10 yang berbunyi, “dan segala milik-Ku adalah milik-Mu dan milik-Mu adalah milik-Ku, dan Aku telah dipermuliakan di dalam mereka”, mungkin bisa sedikit menjawab soal keesaan Tuhannya orang Kristen.

Berikut kita telaah perkataan Yesus ini berdasarkan kata aslinya dalam bahasa Yunani, sebagai bahasa yang digunakan dalam Perjanjian Baru. Dalam teks aslinya, kata “milik-Ku” diambil dari kata “emos” yang berarti firmanKu, kerajaanKu, penghakimanKu dan namaKu. Sementara kata “milik-Mu” diambil dari kata “sos” yang juga berarti nama-Mu, milik-Mu, firman-Mu.

Itu artinya apa? Kekuasaan yang dimiliki Yesus adalah milik Bapa. Kerajaan yang dimiliki Yesus adalah Kerajaan Bapa. Dan nama yang dimiliki Yesus adalah nama Bapa. Kesimpulannya adalah Bapa dan Yesus adalah satu dan tidak terpisahkan. Demikian juga dengan Roh Kudus, karena Yesus dan Bapa adalah satu maka otomatis Roh Kudus adalah juga Roh Bapa dan Roh Yesus.

Selain Yohanes 17 : 10 ini, ayat lain di Kitab Timotius 2 : 5 yang berbunyi, “Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus” juga menjelaskan hal yang sama.  Melalui ayat ini kita harus memahami bahwa Yesus bukanlah makhluk ciptaan, karena Dia adalah Bapa, Sang Pencipta itu sendiri. Sebab Allah Pencipta tidak mungkin menduakan diriNya. Itu sebabnya Yesus dalam setiap kesempatan selalu menyatakan bahwa “Dia ada di dalam Bapa dan Bapa ada di dalam Yesus”, jadi Bapa dan Yesus adalah satu pribadi (bandingkan Yohanes 10:30).

Dengan penjelasan ini, mungkin pihak yang menentang bahwa Yesus adalah Bapa dan Yesus adalah Roh Kudus, pasti akan mengatakan bahwa itu pasti kerjaan Rasul Paulus yang sengaja menciptakan sosok Yesus sebagai Tuhannya orang Kristen.

Apakah benar seperti itu? Jawabannya pastilah tidak. Sebab pernyataan bahwa Yesus Kristus itu adalah Allah Bapa bukan dicetuskan oleh Paulus, tapi sudah dinubuatkan jauh-jauh hari melalui Nabi Yesaya, tepatnya di Kitab Yesaya 9 : 5 yang berbunyi, “Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebut orang : Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.”

Sengaja kata “Bapa yang Kekal” saya pertebal dan garis bawahi karena saya ingin menggambarkan bahwa penyebutan Yesus sebagai Allah Bapa, bukanlah diungkapkan oleh Paulus seperti argumentasi para rohaniawan Kristen yang kemudian berpindah jadi rohaniawan non-Kristen. Tapi penyebutan ini sudah dinubuatkan oleh Yesaya, beberapa ribu tahun sebelum Yesus turun ke dunia sebagai manusia.

Mengapa Tuhan harus menjadi seperti manusia? Mungkin dalam kesempatan lain saya akan membeberkannya atau paling tidak Anda bisa melihat tulisan tentang Belajar dari Kejatuhan Adam. Tapi melalui kesempatan ini kita hanya bisa belajar bahwa dengan kemahakuasaanNya seperti argumen di atas, apa susahnya bagi Tuhan untuk menjelma menjadi manusia. Bukankah juga kitab Kejadian pasal 1 sudah menyatakan bahwa manusia memang diciptakan serupa dan segambar dengan Allah? Jadi berdasarkan uraian-uraian itu, untuk apa kita sebagai orang Kristen masih ragu untuk mengatakan bahwa Allah kita adalah Allah yang esa? Tuhan Yesus Memberkati! (TW)

13 comments:

Unknown said...

Maaf.. sptnya Anda sendiri yang belum mengerti Allah Tritunggal.. sy tidak pandai untuk menjelaskan tp menurut sy Anda keliru sy harap Anda perdalam lagi pengetahuan Anda tentang Tritunggal.. sy sarankan bertanyalah kepada org yg lbh mengerti.. jgn sampai kekeliruan Anda membuat org lain yg jg tidak paham menjadi salah mengerti.. thank you.. GOD Bless You

Unknown said...

Maaf.. sptnya Anda sendiri yang belum mengerti Allah Tritunggal.. sy tidak pandai untuk menjelaskan tp menurut sy Anda keliru sy harap Anda perdalam lagi pengetahuan Anda tentang Tritunggal.. sy sarankan bertanyalah kepada org yg lbh mengerti.. jgn sampai kekeliruan Anda membuat org lain yg jg tidak paham menjadi salah mengerti.. thank you.. GOD Bless You

Unknown said...

Terima kasih atas sarannya pak Ferdy Wijaya, sebagai manusia saya memang masih banyak belajar dan akan terus belajar. sepandai apapun manusia, pastilah kita tidak akan pernah bisa menjawab rahasia Tuhan yang Mahamulia. Saya cuma share apa yang saya dapat, dan tidak bermaksud menggurui atau mengatakan pendapat saya adalah yang paling benar. GBU

Unknown said...

Mungkin pk ferdy aliran SSY. Mrk tdk percaya tritunģal

Unknown said...

Terima kasih PAk Robin. Tapi tidak ada yang sesat atau menyesatkan dalam hal ini. Kita cuma bisa belajar dan belajar lebih dekat dengan Dia. Kita minta Yesus sendiri memberi penerangan dan Tuhan tak perlu jadi bahan perdebatan panjang lagi. GBU

Unknown said...

Sangat menguatkan.keterangan anda sangat jelas.terima kasih.GBU

Unknown said...

Sama-2 pak Robin Yipho. Tuhan Yesus yang memberi penerangan kepada bapak, bukan saya. GBU

Jimmy gunardi Tanzil said...

Saya sependapat dan bisa nangkap. salute dengan kedua bapak Timotius dan pak Robin..

Unknown said...

Tuhan Yesus Memberkati Pak Jimmy Tanzil.

Unknown said...

Terimakasih buat pencerahannya Pak Timotius.. May God Bless You..

Unknown said...

Sangat terbantu terimakasih...saling mendukung ya.God bless us

Unknown said...

Sama-sama Pak Malau, JBU

Denis Desmanto said...

Ayat dari kitab Ulangan 6 : 4yang dikutip oleh Yeshua/ישוע/Yesus dalam Markus 12 : 29

Teks Ibrani, " שמע ישראל יהוה אלהינו יהוה אחד. "

Cara membacanya dengan mengikuti aturan tata bahasa Ibrani, " Shema Yisrael YHWH ( Adonai ) Eloheinu YHWH ( Adonai ) ekhad. "

🕎✡️🐟ש🕊️📜🗺️