Friday, 1 April 2016

Jangan Beri Keuntungan Pada Iblis

Nats : 2 Korintus 2 : 10 -11

Tahukah Anda bagaimana cara menangkap monyet? Ternyata cara menangkap monyet tidak sesulit seperti yang kita bayangkan. Para penangkap monyet di Afrika biasanya menggunakan jebakan, dan jebakannya sangatlah mudah.

Para pemburu monyet di Afrika biasanya menggunakan botol yang berisikan kacang mede, lalu di dalam botol tersebut juga diberi wangi-wangian kacang agar si monyet bisa mencium dari jarak yang cukup jauh. Setelah jebakan siap, jebakan dipendam dalam tanah dengan keadaan tutup botol terbuka, agar nantinya tangan monyet dapat masuk ke dalam botol dan mengambil kacang tersebut.


Para penangkap hanya tinggal menunggu saja monyet- monyet berdatangan dan memasukkan tangannya ke dalam botol, jika tangan monyet sudah masuk ke dalam botol, maka para penangkap akan dengan mudah menangkap monyet.

Karena jika monyet sudah menggenggam makanan yang disukainya, dia biasa tak mau melepaskannya, maka genggaman tangannya itu membuat tangannya tidak bisa keluar dari botol. Sekeras apapun usaha monyet untuk mengeluarkan tangannya, tetapi selama tangannya masih menggenggam kacang itu, maka tangannya tidak akan bisa keluar.

Kita pasti berpikir bahwa monyet-monyet itu memang bodoh, jika saja dia mau melepaskan kacangnya, dia pasti lolos dari jebakan itu. Kita mungkin tertawa setelah mengetahui kebodohan monyet-monyet itu. Tapi kita lupa bahwa kita pun sering melakukan kebodohan seperti monyet-monyet tadi.

Seringkali kita menggenggam keras-keras dan tidak mau melepaskan kemarahan kita kepada orang lain. Kita kerap menaruh dendam kepada orang yang memfitnah, berbuat jahat atau membuat kita kecewa. Sehingga kita seperti tak mau melepaskan botol-botol kekecewaan, kepahitan, dendam, sakit hati dan lain sebagainya. Kita tidak sadar kalau hidup kita sedang terjebak.

Kitab 2 Korintus 2:10-11 menjabarkan bagaimana Rasul Paulus mengajarkan kita untuk kita mengampuni kesalahan orang agar iblis tidak mengambil keuntungan dari kita. Karena ketika kita tidak mengampuni kesalahan orang, maka ada celah untuk iblis masuk ke dalam kehidupan kita dan dengan bebas menyiksa kehidupan kita.

Mungkin ada orang lain yang mengatakan kalau kita membiarkan dan mengampuni orang yang menyakiti kita, itu berarti kita lemah. Padahal justru sebaliknya, dengan mengampuni tandanya bahwa kita kuat, “it’s sign of strength”. Tahu kenapa?  Karena sebenarnya dengan mengampuni kita memiliki hati yang sangat lapang.

Lihatlah bagaimana Guru Besar kita Yesus Kristus mengajarkan kita soal pengampunan? Dia mengambil perumpamaan soal pengampunan seorang raja kepada bawahannya. Seorang bawahan yang berhutang banyak padanya diberikan pengampunan, tapi sayang kemudian hamba itu tak bisa memberikan pengampunan pada sahabatnya sehingga dia akhirnya dihukum.

Tak hanya itu, Yesus juga mengatakan bahwa kita tak hanya cukup mengampuni, tapi kita juga wajib mendoakan musuh-musuh kita. Dan itu Dia tunjukkan ketika berada di atas kayu salib. Dia malah mendoakan soal pengampunan kepada mereka-mereka yang telah menyalibkanNya.

Jadi mulai sekarang, mari kita cek diri kita, apakah masih ada kesalahan orang lain yang kita simpan? Masih adakah “botol dendam” dalam kehidupan Kristen kita? Kalau masih ada, mari kita lepaskan pengampunan buat orang-orang yang pernah menyakiti kita, sebesar apapun sakitnya agar iblis tidak mengambil keuntungan atas kita. Tuhan Yesus Memberkati! (Andi DS)

No comments: